
Wisata Religi Patung Yesus dan Jembatan Kaca Buntu Burake, Tana Toraja
Tana Toraja di Sulawesi Selatan tak hanya dikenal dengan tradisi pemakaman unik dan budaya leluhur yang kental, tetapi juga memiliki destinasi wisata religi yang mengesankan: Patung Yesus Buntu Burake dan Jembatan Kaca tertinggi di Indonesia. Kedua ikon ini menjadi daya tarik utama bagi wisatawan lokal maupun mancanegara yang ingin menikmati pengalaman spiritual sekaligus panorama alam luar biasa.
Patung Yesus Memberkati Buntu Burake
Patung Yesus Memberkati yang berdiri kokoh di atas Bukit Buntu Burake merupakan slot jepang salah satu patung Yesus tertinggi di dunia, bahkan melebihi tinggi patung Yesus di Rio de Janeiro, Brasil. Dengan tinggi mencapai sekitar 40 meter termasuk penyangganya, patung ini menjadi simbol iman dan kebanggaan masyarakat Toraja. Diresmikan pada tahun 2015, patung ini berdiri megah di ketinggian sekitar 1.700 meter di atas permukaan laut, memberikan kesan spiritual yang mendalam bagi para peziarah maupun pengunjung.
Tidak hanya menjadi tempat doa dan refleksi rohani, kawasan ini juga menyuguhkan pemandangan alam luar biasa. Dari atas bukit, wisatawan dapat melihat lanskap pegunungan dan lembah Toraja yang hijau dan memesona. Saat pagi atau sore hari, suasana semakin syahdu dengan kabut tipis yang menyelimuti area sekitar.
Jembatan Kaca Buntu Burake
Tepat di kawasan yang sama, terdapat pula Jembatan Kaca yang membentang dengan panjang sekitar 90 meter. Jembatan ini menjadi spot favorit untuk berfoto dan menguji adrenalin, karena pengunjung bisa melihat langsung jurang curam di bawah kaki mereka melalui lantai kaca transparan. Meski memicu rasa takut bagi sebagian orang, jembatan ini dilengkapi dengan pengamanan yang memadai dan sudah diuji kekuatannya.
Jembatan Kaca Buntu Burake bukan hanya objek wisata modern, tetapi juga melengkapi nilai religi dan spiritual di kawasan ini. Kehadiran jembatan ini menunjukkan perpaduan antara wisata rohani dan petualangan yang cocok untuk semua kalangan, baik keluarga, komunitas gereja, hingga pelancong solo.
Patung Yesus dan Jembatan Kaca Buntu Burake menjadi simbol penting bagi perkembangan wisata religi di Indonesia. Tempat ini menawarkan lebih dari sekadar pemandangan; ia menjadi ruang kontemplasi, refleksi iman, dan kekaguman atas kebesaran alam. Mengunjungi Buntu Burake berarti menyelami sisi rohani sekaligus menikmati indahnya alam Toraja dari sudut pandang yang unik dan menakjubkan.
Baca Juga: Eksotisme Keindahan Danau Biru Pengaron, Kalimantan Selatan

Eksotisme Keindahan Danau Biru Pengaron, Kalimantan Selatan
Terletak di Desa Sungkai (atau Paring Tali), Kecamatan Simpang Empat Pengaron, Kabupaten https://antadeldorado.com/ Banjar, Kalimantan Selatan, Danau Biru Pengaron adalah sebuah permata tersembunyi hasil bekas aktivitas tambang yang kini bertransformasi menjadi destinasi wisata memukau. Daya tarik utamanya? Warna airnya yang biru tosca‑hijau jernih — efek dari air hujan dan air tanah yang mengisi cerukan bekas penggalian, berpadu sempurna dengan dinding tebing alamiah di sekitarnya.
🌿 1. Warna dan Pemandangan Spektakuler
Ciri khas utama danau ini adalah warna air yang sangat jernih dan biru — hasil pantulan sinar matahari ke dalam air jernih yang menciptakan tampilan seperti lukisan alam Tebing curam bekas tambang melingkari danau, menambah dramatisasi visual dan menciptakan lanskap yang kontras antara biru dan cokelat kemerahan yang memikat mata.
🚶 2. Aktivitas Menyenangkan
-
Fotografi dan bersantai
Banyak pengunjung datang untuk berfoto selfie atau lanskap, terutama karena spot – spot cantik seperti tebing dan refleksi sempurna di air membuat latar unik. -
Renang dan bermain air
Terdapat ikan seluang kecil yang berenang bebas, menunjukkan kualitas air aman untuk bersentuh. Namun beberapa sumber menyarankan agar tidak berenang karena potensi kandungan logam dari tambang. -
Piknik dan jalan-jalan alam
Suasana tenang dan udara segar di sekelilingnya sesuai untuk piknik ringan dan isi ulang energi selepas menempuh perjalanan.
🛣️ 3. Akses dan Tips Perjalanan
Perjalanan ke lokasi biasanya dimulai dari Banjarmasin, melewati Martapura, lanjut ke Simpang Empat, lalu menuju wilayah tambang Pengaron sejauh beberapa kilometer. Total waktu tempuh adalah antara 1,5–2 jam.
Akses berupa jalan tanah dan aspal lokal: masih cocok untuk kendaraan pribadi, tapi disarankan berhati-hati karena medan yang belum sempurna.
Biaya masuk relatif terjangkau (sekitar Rp 5.000–10.000 plus parkir) . Fasilitas minim — disarankan bawa makanan/minuman sendiri. Ada warung sederhana di desa terdekat .
🌟 4. Peluang & Tantangan
Potensi wisata danau ini sangat besar, dan bisa menjadi magnet wisatawan domestik maupun mancanegara.
Namun perlu pengelolaan lebih baik: penataan jalur aman, pembangunan spot foto, gazebo, atau menara pandang bisa meningkatkan kenyamanan pengunjung.
Danau Biru Pengaron bukan sekadar sisa tambang—melainkan keindahan alam yang memikat dengan kombinasi warna air luar biasa, tebing dramatis, dan suasana hening yang memanjakan jiwa. Meski akses dan fasilitas masih sederhana, potensi pengembangan tinggi menjadikannya kandidat destinasi wisata unggulan di Kalimantan Selatan. Bawa kamera dan semangat petualang kamu, dan bersiaplah dibuat terpukau oleh eksotisme danau biru nan memesona ini!
Baca Juga: WanderLux – Destinasi Wisata Mewah yang Wajib Dikunjungi di 2025